1.chang bogo class submarine
Setelah
sekian lama duet KRI Cakra dan KRI Nanggala menjaga lautan nusantara,
kini akan hadir – dalam waktu yang relatif dekat – 3 unit kapal selam
baru untuk memperkuat armada kapal selam TNI-AL. Mereka adalah kapal
selam kelas Chang Bogo buatan Daewoo Shipbuilding & Marine
Engineering (DSME), Korea Selatan. 2 unit diantaranya dibuat oleh DSME
dan 1 unit sisanya dibuat di dalam negeri oleh PT. PAL dengan supervisi
dari DSME.
Sebelumnya
ramai diberitakan Chang Bogo bersaing dengan Kilo dari Rusia dan
Scorpene dari Perancis juga Tipe 209/1400 buatan HDW – Jerman, namun
atas dasar pertimbangan efisiensi biaya serta tawaran transfer teknologi
pembuatan kapal selam oleh DSME membuat Chang Bogo yang menjadi jawara
dalam tender TNI-AL mengikuti kontrak pembelian pesawat latih
berkemampuan serang darat T-50 Golden Eagle LIFT yang akan menggantikan
peran Hawk Mk.53 dan Hawk 100 TNI-AU
Satu
hal lain yang diketahui selain kemampuan untuk meluncurkan peluru
kendali dan perangkat sonar yang lebih canggih ialah dari segi ukuran
fisik Chang Bogo yang lebih besar 100 ton dibanding KRI Cakra dan KRI
Nanggala yang memiliki kelas bobot 1.300 ton.
2.kf-x fighter
Proyek
prestisius-ambisius pesawat tempur Korea/Indonesia Fighter Experiment
(KFX/IFX) telah ditunda pada tahap pertama. Hal ini juga diungkapkan
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Young-sun.
Dari ruang kerjanya, Kim menyatakan bahwa penundaan dari proyek pesawat
tempur taktis-strategis ini sebagai suatu rancang bangun jangka panjang,
jadi pihak Indonesia dan Korea Selatan sendiri tidak perlu merasa
tergesa-gesa. Selain itu, menurut Kim, juga ada upaya untuk mengadopsi
teknologi-teknologi terbaru untuk diimplementasikan ke dalam program
KFX/IFX ini.
.
3.midget submarine kate
Saat armada kapal selam masih begitu
aktif, Indonesia mengirimkan prajurit-prajurit terbaiknya untuk
mengikuti pelatihan di luar negeri. Misalnya, di Jerman Barat dan
Pakistan. “Saya merasakan keduanya. Ya di Jerman, ya di Pakistan,”
kenang Dradjat Budiyanto. Kakek tujuh cucu itu benar-benar dididik untuk
menjadi prajurit dengan spesialisasi alutsista (alat utama sistem
persenjataan) baru, yakni kapal selam. Memang, sejak berkarir di matra
laut itu, Dradjat selalu berada di kesatuan kapal selam.
Dia belajar di Pakistan pada 1996. Kala
itu, KSAL Laksamana Arief Kushariadi menginginkan alutsista matra laut
yang terjangkau. Sebab, alokasi dana bagi TNI-AL begitu minim. Penugasan
ke Pakistan tersebut juga merupakan “penolakan” secara halus terhadap
rencana pembelian kapal selam baru tipe Scorpene dari Prancis. Kapal itu
dibanderol USD 600 juta tanpa torpedo. Versi lengkapnya seharga USD 700
juta (sekitar Rp 7 triliun). “Terlalu mahal untuk TNI-AL saat itu,”
ujar Dradjat.
Dia belajar bersama enam prajurit
lainnya ke Pakistan karena negara itu sedang membangun dua kapal selam
mini di Pakistan Naval Dockyard. Di kalangan mereka, kapal selam itu
disebut midget. Itu adalah istilah untuk sesuatu yang mini alias kuntet
atau kate. Nah, kapal selam kuntet itu hanya menghabiskan anggaran USD
13 juta. Jauh lebih murah daripada Scorpene made-in Prancis tersebut.
“Ditambah pengetahuan dari Jerman, saya
bisa menciptakan sendiri desain midget saat kembali di Indonesia,”
jelas suami Sri Hartini tersebut. Dradjat yang rambutnya telah memutih
itu membuktikan omongannya. Dia membuka sebuah map merah berukuran 30 x
35 sentimeter. Isinya adalah konsep midget, kapal selam kate, yang dia
ciptakan selama enam tahun sejak 1997.
Kapal rancangan Dradjat berbadan luar
baja. Panjangnya 24 meter dan hanya berisi 11 orang. Awaknya adalah
empat komando atau frogman serta tujuh pelaut. Karena berukuran kuntet,
ia hanya mampu membawa empat torpedo. “Tidak bisa dikecilkan lagi
ukurannya. Lha wong torpedonya saja delapan meter,” tegas pria kelahiran
Madiun, 28 Januari 1943, tersebut.
.TNI
AL tetap akan melanjutkan pemesanan Kapal Cepat Rudal ( KCR ) canggih
sejenis dengan KRI Klewang yang terbakar dan meleleh belum lama ini.
"Kita akan evaluasi, namun secaragaris besar kita tidak akan memesan yang sama dalam arti bahan yang sama,” jelas Soeparno.
Kontrak
pembuatan kapal kata Soeparno juga akan dievaluasi lagi, namun bukan
berarti pemesanan dibatalkan. Sebenarnya kata Soeparno TNI AL memesan
empat Kapal Cepat Rudal ( KCR ) Trimaran. Namun setelah ada kejadian
terbakar dan tidak bisa diatasi kontrak akan dievaluasi lagi, terutama
bahan pembuatan kapal yang tidak sama dengan kapal yang terbakar. Kapal
yang terbakar itu belum diserahkan ke TNI AL.
“Kalau
kita memesan kapal dengan bahan yang sama dan masyarakat tahu terbakar
dan tidak bisa diatasi, apa kata dunia,” ujar Soeparno.
Sebelumnya
KRI Klewang 625 yang dipesan TNI AL dari galangan kapal PT Lundin
Industry Invest, Banyuwangi, Jawa Timur, terbakar di Pangkalan Angkatan
Laut Banyuwangi pada 28 September 2012.
Kapal
yang diperkenalkan pada 31 Agustus 2012 itu statusnya masih dalam tahap
uji coba. Kapal perang dengan harga sekitar Rp 114 miliar dan dilengkapi
senjata rudal itu, memiliki keunggulan tidak terdeteksi oleh radar
musuh dan cocok digunakan untuk kegiatan patroli di wilayah perairan
Indonesia.
5.panser amfibi pindad
Ada
keterangan menarik yang disampaikan Direktur Perencanaan dan
Pengembangan PT Pindad, Wahyu Utomo, terkait pengembangan Panser Anoa
Amphibi, saat pameran Alutsista TNI di Monas Jakarta, awal Oktober 2013.
Wahyu utomo mengatakan panser yang akan mereka buat tahun 2015, mampu
mengarungi: sungai laut dan udara. Panser tersebut akan melibatkan
kerjasama dengan Italia dan Korea Selatan: “Tahun 2015, panser anoa akan
bisa beroperasi di laut dengan teknologi hydrojet. Untuk mendapatkan
kemampuan itu, PT Pindad bekerjasama dengan Italia dan Korea Selatan”,
ujar Wahyu Utomo.
Jika
bekerjasama dengan Italia untuk membuat panser amphibi, kira-kira bentuk
Panser Pindad nanti seperti apa ?. Salah satu APC produk Italia yang
sedang naik daun adalah Superav 8×8 buatan Iveco Defence Vehicles.
Superav
8×8 dibuat Iveco Defence Vehicles untuk menggantikan 600 unit kendaraan
tempur amphibi M113 dari Pasukan Pendarat Angkatan Darat Italia, pada
tahun 2010.Superav 8×8 ini menarik perhatian negara lain karena dianggap
memiliki mobilitas tinggi dan proteksi superior bagi operasi pasukan
militer di medan pertempuran. Kemampuan amphibi Superav 8×8 didukung
sistem propulsi waterjet, mampu bergerak 5 km/jam di air di laut hingga
level sea II atau dengan ketinggian ombak maksimum 1/2 meter. Superav
bisa dilepas, jauh dari garis pantai oleh kapal pengangkut dalam
melakukan penyerbuan.
Dengan
kecepatan maksimum 105km/jam, kendaraan ini dapat beroperasi sejauh 800
km di daratan atau 64 km di air serta bisa diangkut pesawat transport
C-130 Hercules.
Pada
Agustus 2011, Iveco Defence Vehicles dan BAE Systems bergabung untuk
menawarkan kendaraan platform amphibi bagi US Marine Personnel Carrier
(MPC). Dalam kesepakatan itu, Iveco dan BAE Systems mengembangkan
kendaraan baru berbasis Iveco Superav 8×8. Kendaraan BAE – IVECO SuperAV
8×8 Marine Personnel Carrier (MPC) itu kini sedang menjalani uji coba
di air.
Varian Superav
Fleksibilitas
dari disain Superav membuat kendaraan tempur ini dapat dirakit menjadi
berbagai varian dari platform yang sama. Hal serupa sebenarnya terjadi
juga dengan Patria AMV 8X8 Finlandia, sehingga banyak pihak asing
tertarik membeli jenis kendaraan tempur tersebut.
Superav
dapat digunakan sebagai: Kendaraan tempur pengangkut pasukan, Kendaraan
Anti-Tank, Mortar carrier, Kendaraan Pos Komando, Engineer/ recovery
vehicle, serta Ambulans. Dengan mengusung sistem monocoque Superav
memiliki dua varian lebar body, yakni 2.7 m serta 3 meter. APC ini mampu
menampung 13 pasukan, termasuk supir dan 12 anggota pasukan. Untuk
keluar masuk pasukan, tersedia pintu di bagian atas serta bagian
belakang APC.
Dengan
bobot tempur 24 ton, Superav 8×8 memiliki konfigurasi panjang 7,92
meter, lebar maksimum 3 meter serta tinggi 2,3 meter, dilengkapi
peralatan standar: air conditioning system, NBC (nuklir, biologi, kimia)
system, pendeteksi api dan kebakaran, suppression system serta central
tyre inflation system.
Iveco Superav 8x8
Iveco Superav 8×8
Superav
mengusung persenjataan hingga kaliber 40 mm, serta sistem turret/canon,
dilengkapi 8 peluncur granat asap. Chasis dan hull-nya dilengkapi sistem
proteksi pasif dan aktif untuk menyediakan perlindungan level tinggi
terhadap serangan senjata mesin, artileri, ranjau atau pun perangkat
peledak buatan IED attacks. Kendaraan ini bisa dipasang lapisan pengaman
tambahan (add-on armour kits) untuk meningkatkan proteksi. Kemampuan
survival ditingkatkan dengan adanya sistem pemadam api dan anti-ledakan.
Kendaraan
ini digerakkan double turbocharged multifuel diesel engine yang
menghasilkan tenaga 500-560 hp, dengan gearbox 7 transmisi untuk maju
dan 1 untuk mundur. Mesin dan sistem kemudi APC Superav 8×8 turunan dari
kendaraan tempur Italia Centauro yang sudah combat proven.
6.light tank pindad
Indonesia dan Turki menandatangani kesep
akatan kerjasama pembuatan tank
medium pada ajang IDEF 2013 di Turki, awal Mei lalu, untuk dijadikan
Tank Nasional, setelah Indonesia sebelumnya sukses membangun Panser
Anoa.
“Indonesia memilih FNSS Turki
karena pengalaman dan tekhnologi kami telah diakui dunia” ujar pejabat
FNSS di Ankara. Proyek kerjasama itu akan menghasilkan prototype dalam 4
tahun ke depan. “Kami sedang mengajukan proposal secara resmi untuk
bersama-sama merancang, mengembangkan dan memproduksi tank medium,”
katanya.
Yang menjadi pertanyaan, rancang bangun tank model apa yang diajukan FNSS Turki maupun Pindad Indonesia ?
Opsi yang mungkin ditawarkan FNSS
Turki adalah produk terbaru mereka, Konsep Light Armoured Weapon
Carrier – Tracked (LAWC-T), Tank Kaplan.
Tank Kaplan diciptakan FNSS sebagai
lapis baja ringan untuk berbagai tujuan: Tank pengintai, Anti-tank
(dengan peluncur ATGM) dan juga bantuan tempur/ bantuan tembakan bagi
infanteri.
Konsep Tank Kaplan sengaja
diperkenalkan Turki di ajang Eksebisi IDEF 2013, untuk mencari masukan
dari calon pembeli. Setelah keinginan calon pembeli diserap, FNSS Turki
akan membuatkan prototype varian baru dari Tank Kaplan. Ceruk bisnis
inilah yang berhasil diraih FNSS Turki dengan Malaysia. FNSS Turki
menyodorkan IFV PARS 8×8, kemudian direspon Malaysia dengan meminta
sejumlah modifikasi disesuaikan kebutuhan militer Malaysia. Setelah
modifikasi, prototype varian PARS 8×8 itu dikirim ke Malaysia untuk di
ujicoba. Jika semua sudah cocok, barulah IFV itu dibuat dengan skema
kerjasama dengan Deftech Malaysia
Skema kerjasama PT Pindad dengan
FNSS bisa jadi secara garis besar seperti itu. Seberapa besar prosentase
keterlibatan PT Pindad dalam membangun Tank baru, tentu disesuaikan
dengan seberapa besar kemampuan PT Pindad dalam membuat Tank.
Hull/ body dari Tank Kaplan terbuat
dari alumunium curah (non-patri) yang dilapis armor ballistic
protection STANAG 4569 Level 4, mampu menahan tembakan senjata mesin
berat penyobek lapis baja 14.5×114 mm standar Rusia atau Armor-Piercing
Fin-Stabilized Discarding-Sabot 14.5x114mm (NATO).
Kaplan juga memiliki perlindungan ranjau STANAG 4569 Level 3 dan bisa ditingkatkan dengan memasang plat baja di bawah tank.
Komandan dan pengemudi duduk
bersebelahan di bagian depan dilengkapi 8 periskop untuk mendapatkan
pandangan 180 derajat. Mereka juga dilengkapi rangkaian kamera siang dan
malam (penjejak panas/thermal imager), long range CCD camera dengan
jangkauan 360 derajat yang dikontrol dari panel flat di ruang kendali
komandan dan pengemudi. Selain itu masih ada juga penjejak infra merah,
untuk mengukur jarak kendaraan lawan.
Light Armoured Weapon Carrier –
Tracked (LAWC-T) Kaplan disiapkan untuk bisa dipasang berbagai jenis
turret, sesuai keinginan/ kebutuhan konsumen, seperti canon 25-40 mm
otomatis ataupun manual, turet pembawa berbagai rudal anti-tank, ATGM,
serta pilihan lain, meriam dari berbagai kaliber.
Kaplan memiliki chasis yang pendek
dengan mesin yang terpasang di bagian belakang, memungkinkan komandan
dan pengemudi duduk berdampingan di depan, untuk mendapatkan pemandangan
yang tertinggi dan luas dari medan perang. Penempatan mesin di bagian
belakang juga dimaksudkan mengurangi tingkat kebisingan dan jejak panas
yang ditinggalkan.
LAWC-T in mengangkut 5 kru yang
masuk lewat pintu belakang serta dua pintu samping. Pengemudi juga
dilengkapi pintu kecil di bagian atas.
Didorong oleh mesin diesel dengan 3
shock absorbers di setiap sudutnya, Tank Kaplan memiliki mobilitas
tinggi sehingga memungkinkan untuk beradu cepat atau mengejar Main
Battle Tank, baik di jalan beraspal atau cross country.
Adanya kemampuan itu membuat Kaplan
bisa berfungsi sebagai Anti-Tank (dengan ATGM) ataupun intai tempur.
untuk mobilitas, Kaplan bisa diangkut dengan Hercules C 130 ataupun
kereta api.
Opsi lain yang dimiliki FNSS Turki adalah ACV 300 yang diubah menjadi ACV SW dilengkapi turret BMP 3 Rusia.
Tank Kaplan Canon 105/120mm dan AFV
SW adalah dua prototype yang mungkin diajukan oleh Turki. Tapi tidak
tertutup kemungkinan Pindad juga akan mengajukan prototype yang
pengerjaannya akan dibantu FNSS.
Jika turet yang diinginkan Pindad
dari Cockerill Belgia, ada dua produk yang beredar di pasaran. Yang
terbaru adalah Tank Anders buatan Polandia.
Tank Anders mengambil basis
pengembangan dari IFV CV90, yang juga dibeli oleh Polandia. Tank ini
memiliki berat 35ton dan dipersenjatai meriam cockerill 105 dan 120mm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar