jam

Blogger news

likr

Jumat, 09 Mei 2014

Suku minang

Jumlah populasi
Kurang lebih 8 juta (2010)
Kawasan dengan populasi yang
signifikan
Indonesia
[1]
Sumatera Barat
4.281.439
Riau
624.145
Sumatera Utara
345.403
DKI Jakarta
305.538
Jawa Barat
202.203
Jambi
168.947
Kepulauan Riau
156.770
Banten
86.217
Bengkulu
73.333
Sumatera Selatan
69.996
Lampung
69.884
Malaysia
Negeri Sembilan
548.000
[2]
Bahasa
Bahasa Minang, Bahasa Indonesia,
dan Bahasa Melayu
Agama
Islam
Kelompok etnik terdekat
Melayu
Mandailing
Kerinci
Rejang
Minangkabau atau yang biasa
disingkat Minang adalah kelompok
etnis Nusantara yang berbahasa dan
menjunjung adat Minangkabau.
Wilayah penganut kebudayaannya
meliputi Sumatera Barat , separuh
daratan Riau, bagian utara
Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai
barat Sumatera Utara, barat daya
Aceh , dan juga Negeri Sembilan di
Malaysia .[3] Dalam percakapan
awam, orang Minang seringkali
disamakan sebagai orang Padang,
merujuk kepada nama ibu kota
provinsi Sumatera Barat yaitu kota
Padang. Namun, masyarakat ini
biasanya akan menyebut
kelompoknya dengan sebutan urang
awak , yang bermaksud sama dengan
orang Minang itu sendiri. [4]
Menurut A.A. Navis , Minangkabau
lebih kepada kultur etnis dari suatu
rumpun Melayu yang tumbuh dan
besar karena sistem monarki, [5]
serta menganut sistem adat yang
khas, yang dicirikan dengan sistem
kekeluargaan melalui jalur
perempuan atau matrilineal,[6]
walaupun budayanya juga sangat
kuat diwarnai ajaran agama Islam,
sedangkan Thomas Stamford Raffles ,
setelah melakukan ekspedisi ke
pedalaman Minangkabau tempat
kedudukan Kerajaan Pagaruyung,
menyatakan bahwa Minangkabau
adalah sumber kekuatan dan asal
bangsa Melayu , yang kemudian
penduduknya tersebar luas di
Kepulauan Timur. [7]
Saat ini masyarakat Minang
merupakan masyarakat penganut
matrilineal terbesar di dunia.[8][9]
Selain itu, etnis ini juga telah
menerapkan sistem proto- demokrasi
sejak masa pra- Hindu dengan
adanya kerapatan adat untuk
menentukan hal-hal penting dan
permasalahan hukum. Prinsip adat
Minangkabau tertuang singkat dalam
pernyataan Adat basandi syarak,
syarak basandi Kitabullah (Adat
bersendikan hukum, hukum
bersendikan Al-Qur'an ) yang berarti
adat berlandaskan ajaran Islam.[10]
Orang Minangkabau sangat menonjol
di bidang perniagaan, sebagai
profesional dan intelektual. Mereka
merupakan pewaris terhormat dari
tradisi tua Kerajaan Melayu dan
Sriwijaya yang gemar berdagang dan
dinamis. [11] Hampir separuh jumlah
keseluruhan anggota masyarakat ini
berada dalam perantauan. Minang
perantauan pada umumnya
bermukim di kota-kota besar, seperti
Jakarta , Bandung , Pekanbaru , Medan,
Batam, Palembang, dan Surabaya. Di
luar wilayah Indonesia, etnis Minang
banyak terdapat di Kuala Lumpur ,
Seremban, Singapura , Jeddah ,
Sydney ,[12] dan Melbourne . [13]
Masyarakat Minang memiliki
masakan khas yang populer dengan
sebutan masakan Padang, dan
sangat digemari di Indonesia bahkan
sampai mancanegara. [14]
Etimologi
Peta yang menunjukan wilayah
penganut kebudayaan Minangkabau
di pulau Sumatera (warna: kuning
tua).
Nama Minangkabau berasal dari dua
kata, minang dan kabau. Nama itu
dikaitkan dengan suatu legenda khas
Minang yang dikenal di dalam
tambo. Dari tambo tersebut, konon
pada suatu masa ada satu kerajaan
asing (biasa ditafsirkan sebagai
Majapahit ) yang datang dari laut
akan melakukan penaklukan. Untuk
mencegah pertempuran, masyarakat
setempat mengusulkan untuk
mengadu kerbau. Pasukan asing
tersebut menyetujui dan
menyediakan seekor kerbau yang
besar dan agresif, sedangkan
masyarakat setempat menyediakan
seekor anak kerbau yang lapar.
Dalam pertempuran, anak kerbau
yang lapar itu menyangka kerbau
besar tersebut adalah induknya.
Maka anak kerbau itu langsung
berlari mencari susu dan menanduk
hingga mencabik-cabik perut kerbau
besar tersebut. Kemenangan itu
menginspirasikan masyarakat
setempat memakai nama
Minangkabau, [15] yang berasal dari
ucapan " Manang kabau" (artinya
menang kerbau). Kisah tambo ini
juga dijumpai dalam Hikayat Raja-
raja Pasai dan juga menyebutkan
bahwa kemenangan itu menjadikan
negeri yang sebelumnya bernama
Periaman ( Pariaman) menggunakan
nama tersebut. [16] Selanjutnya
penggunaan nama Minangkabau
juga digunakan untuk menyebut
sebuah nagari , yaitu Nagari
Minangkabau, yang terletak di
kecamatan Sungayang , kabupaten
Tanah Datar, provinsi Sumatera
Barat .
Dalam catatan sejarah kerajaan
Majapahit , Nagarakretagama [17]
bertarikh 1365, juga telah
menyebutkan nama Minangkabwa
sebagai salah satu dari negeri
Melayu yang ditaklukannya. Begitu
juga dalam Tawarikh Ming tahun
1405 , terdapat nama kerajaan Mi-
nang-ge-bu dari enam kerajaan yang
mengirimkan utusan menghadap
kepada Kaisar Yongle di Nanjing.[18]
Di sisi lain, nama "Minang" (kerajaan
Minanga ) itu sendiri juga telah
disebutkan dalam Prasasti Kedukan
Bukit tahun 682 dan ber bahasa
Sanskerta. Dalam prasasti itu
dinyatakan bahwa pendiri kerajaan
Sriwijaya yang bernama Dapunta
Hyang bertolak dari "Minānga" ....
[19] Beberapa ahli yang merujuk dari
sumber prasasti itu menduga, kata
baris ke-4 (...minānga) dan ke-5
(tāmvan....) sebenarnya tergabung,
sehingga menjadi mināngatāmvan
dan diterjemahkan dengan makna
sungai kembar. Sungai kembar yang
dimaksud diduga menunjuk kepada
pertemuan (temu) dua sumber aliran
Sungai Kampar, yaitu Sungai Kampar
Kiri dan Sungai Kampar Kanan .[20]
Namun pendapat ini dibantah oleh
Casparis, yang membuktikan bahwa
"tāmvan" tidak ada hubungannya
dengan "temu", karena kata temu
dan muara juga dijumpai pada
prasasti-prasasti peninggalan zaman
Sriwijaya yang lainnya. [21] Oleh
karena itu kata Minanga berdiri
sendiri dan identik dengan
penyebutan Minang itu sendiri.
Bendera atau marawa yang
digunakan suku-suku Minangkabau.
Asal usul
Lihat pula: Tambo Minangkabau
dan Tombo Lubuk Jambi
Dari tambo yang diterima secara
turun temurun, menceritakan bahwa
nenek moyang mereka berasal dari
keturunan Iskandar Zulkarnain .
Walau tambo tersebut tidak
tersusun secara sistematis dan lebih
kepada legenda berbanding fakta
serta cendrung kepada sebuah karya
sastra yang sudah menjadi milik
masyarakat banyak. [5] Namun
demikian kisah tambo ini sedikit
banyaknya dapat dibandingkan
dengan Sulalatus Salatin yang juga
menceritakan bagaimana masyarakat
Minangkabau mengutus wakilnya
untuk meminta Sang Sapurba salah
seorang keturunan Iskandar
Zulkarnain tersebut untuk menjadi
raja mereka.

Sumber: wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA