jam

Blogger news

likr

Jumat, 09 Mei 2014

Salahudin al ayubi

ahuddin Ayyubi atau Saladin
atau Salah ad-Din ( Bahasa Arab :
ﺻﻼﺡ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻷﻳﻮﺑﻲ , Kurdi : ﺻﻼﺡ ﺍﻟﺪﯾﻦ
ﺍﯾﻮﺑﯽ ) ( Sho-lah-huud-din al-ay-yu-bi )
(c. 1138 - 4 Maret 1193 ) adalah
seorang jendral dan pejuang muslim
Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak
saat ini). Ia mendirikan Dinasti
Ayyubiyyah di Mesir, Suriah,
sebagian Yaman , Irak, Mekkah Hejaz
dan Diyar Bakr. Salahuddin terkenal
di dunia Muslim dan Kristen karena
kepemimpinan, kekuatan militer, dan
sifatnya yang ksatria dan
pengampun pada saat ia berperang
melawan tentara salib. Sultan
Salahuddin Al Ayyubi juga adalah
seorang ulama. Ia memberikan
catatan kaki dan berbagai macam
penjelasan dalam kitab hadits Abu
Dawud
Latar belakang
Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari
bangsa Kurdi . [1] Ayahnya Najmuddin
Ayyub dan pamannya Asaduddin
Syirkuh hijrah (migrasi)
meninggalkan kampung halamannya
dekat Danau Fan dan pindah ke
daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin
lahir di benteng Tikrit, Irak tahun
532 H/ 1137 M, ketika ayahnya
menjadi penguasa Seljuk di Tikrit.
Saat itu, baik ayah maupun
pamannya mengabdi kepada
Imaduddin Zanky , gubernur Seljuk
untuk kota Mousul, Irak. Ketika
Imaduddin berhasil merebut wilayah
Balbek , Lebanon tahun 534 H/1139
M, Najmuddin Ayyub (ayah
Shalahuddin) diangkat menjadi
gubernur Balbek dan menjadi
pembantu dekat Raja Suriah
Nuruddin Mahmud . Selama di
Balbek inilah, Shalahuddin mengisi
masa mudanya dengan menekuni
teknik perang, strategi, maupun
politik. Setelah itu, Shalahuddin
melanjutkan pendidikannya di
Damaskus untuk mempelajari teologi
Sunni selama sepuluh tahun, dalam
lingkungan istana Nuruddin. Pada
tahun 1169, Shalahudin diangkat
menjadi seorang wazir (konselor).
Di sana, dia mewarisi peranan sulit
mempertahankan Mesir melawan
penyerbuan dari Kerajaan Latin
Jerusalem di bawah pimpinan
Amalrik I. Posisi ia awalnya
menegangkan. Tidak ada seorangpun
menyangka dia bisa bertahan lama
di Mesir yang pada saat itu banyak
mengalami perubahan pemerintahan
di beberapa tahun belakangan oleh
karena silsilah panjang anak khalifah
mendapat perlawanan dari wazirnya.
Sebagai pemimpin dari prajurit
asing Syria, dia juga tidak memiliki
kontrol dari Prajurit Shiah Mesir,
yang dipimpin oleh seseorang yang
tidak diketahui atau seorang
Khalifah yang lemah bernama Al-
Adid. Ketika sang Khalifah meninggal
bulan September 1171, Saladin
mendapat pengumuman Imam
dengan nama Al-Mustadi, kaum
Sunni, dan yang paling penting,
Abbasid Khalifah di Baghdad, ketika
upacara sebelum Salat Jumat, dan
kekuatan kewenangan dengan
mudah memecat garis keturunan
lama. Sekarang Saladin menguasai
Mesir, tapi secara resmi bertindak
sebagai wakil dari Nuruddin, yang
sesuai dengan adat kebiasaan
mengenal Khalifah dari Abbasid.
Saladin merevitalisasi perekonomian
Mesir, mengorganisir ulang kekuatan
militer, dan mengikuti nasihat
ayahnya, menghindari konflik apapun
dengan Nuruddin, tuannya yang
resmi, sesudah dia menjadi
pemimpin asli Mesir. Dia menunggu
sampai kematian Nuruddin sebelum
memulai beberapa tindakan militer
yang serius: Pertama melawan
wilayah Muslim yang lebih kecil, lalu
mengarahkan mereka melawan para
prajurit salib.
Timur Tengah (1190 M.). Wilayah
kekuasaan Shalahuddin (warna
merah); Wilayah yang direbut
kembali dari pasukan salib
1187-1189 (warna merah muda).
Warna hijau terang menandakan
wilayah pasukan salib yang masih
bertahan sampai meninggalnya
Shalahuddin
Dengan kematian Nuruddin (1174)
dia menerima gelar Sultan di Mesir.
Disana dia memproklamasikan
kemerdekaan dari kaum Seljuk, dan
dia terbukti sebagai penemu dari
dinasti Ayyubid dan mengembalikan
ajaran Sunni ke Mesir. Dia
memperlebar wilayah dia ke sebelah
barat di maghreb, dan ketika paman
dia pergi ke Nil untuk mendamaikan
beberapa pemberontakan dari bekas
pendukung Fatimid, dia lalu
melanjutkan ke Laut Merah untuk
menaklukan Yaman. Dia juga disebut
Waliullah yang artinya teman Allah
bagi kaum muslim Sunni.
Aun 559-564 H/ 1164-1168 M. Sejak
itu Asaduddin, pamannya diangkat
menjadi Perdana Menteri Khilafah
Fathimiyah. Setelah pamnnya
meninggal, jabatan Perdana Menteri
dipercayakan Khalifah kepada
Shalahuddin Al-Ayyubi.
Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil
mematahkan serangan Tentara Salib
dan pasukan Romawi Bizantium yang
melancarkan Perang Salib kedua
terhadap Mesir. Sultan Nuruddin
memerintahkan Shalahuddin
mengambil kekuasaan dari tangan
Khilafah Fathimiyah dan
mengembalikan kepada Khilafah
Abbasiyah di Baghdad mulai tahun
567 H/1171 M (September). Setelah
Khalifah Al-'Adid, khalifah Fathimiyah
terakhir meninggal maka kekuasaan
sepenuhnya di tangan Shalahuddin
Al-Ayyubi.
Sultan Nuruddin meninggal tahun
659 H/1174 M, Damaskus diserahkan
kepada puteranya yang masih kecil
Sultan Salih Ismail didampingi
seorang wali. Dibawah seorang wali
terjadi perebutan kekuasaan di
antara putera-putera Nuruddin dan
wilayah kekuasaan Nurruddin
menjadi terpecah-pecah.
Shalahuddin Al-Ayyubi pergi ke
Damaskus untuk membereskan
keadaan, tetapi ia mendapat
perlawanan dari pengikut Nuruddin
yang tidak menginginkan persatuan.
Akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi
melawannya dan menyatakan diri
sebagai raja untuk wilayah Mesir dan
Syam pada tahun 571 H/1176 M dan
berhasil memperluas wilayahnya
hingga Mousul, Irak bagian utara.
Naik ke kekuasaan
Di kemudian hari Saladin menjadi
wazir pada 1169, dan menerima
tugas sulit mempertahankan Mesir
dari serangan Raja Latin Yerusalem ,
khususnya Amalric I. Kedudukannya
cukup sulit pada awalnya, sedikit
orang yang beranggapan ia akan
berada cukup lama di Mesir
mengingat sebelumnya telah banyak
terjadi pergantian pergantian
kekuasaan dalam beberapa tahun
terakhir disebabkan bentrok yang
terjadi antar anak-anak Kalifah
untuk posisi wazir . Sebagai
pemimpin dari pasukan asing
Suriah , dia juga tidak memiliki
kekuasaan atas pasukan Syi'ah Mesir
yang masih berada di bawah
Khalifah yang lemah, Al-Adid.

Sumber: wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA